Hai...Hai...Hai...

Terima kasih sudah mengunjungi blog saya...

Do you know me?

I'm a farmer...
I'm a scientist...
I'm an university student of Padjadjaran...
I'm an agrotechnologician...
I'm Andreas Panggabean...

and I'm so proud to be my self...

Senin, 09 April 2012

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERCEPATAN PEMBIBITAN METODE SINGLE BUD (BUD CHIPS)

Urutan Pekerjaan :

1. Pembuatan Bedengan :
Pembuatan bedengan dibuat miring salah satu sisi panjangnya yang bertujuan untuk
memperlancar proses drainase pada bedengan jika dalam bedengan terjadi kelebihan air.
Ukuran bedengan :
· Panjang : 7 meter
· Lebar : 1 meter
· Tinggi : 10 cm
Ø Tebal Bantalan/Lalahan : 4 cm
Ø Tebal Tanah Media : 5 cm
Ø Tebal Tanah Media Penutup : 1 cm


2. Kletek Bibit :
· Sumber bibit harus jelas (Bersertifikasi)
· Asal bibit berasal dari koleksi KBP, KBN, KBI, dan KBD
· Bibit yang dikletek harus langsung diseleksi untuk menjaga kemurniannya dan disortasi, manakala terdapat bibit yang tercampur kita sendirikan.


3. Bor Mata Bibit :
· Bibit yang sudah di kletek diambil mata tumbuhnya dengan cara di bor dengan diameter ± 2-3 cm tergantung mata bor yang kita pergunakan.
· Bibit dipotong menjadi 3 bagian (Pucuk, Tengah, Bawah/Bongkot) dan dipisahkan perbagian untuk mempermudah sortasi.
· Dalam proses pengambilan/pengeboran mata bibit diusahakan posisi mata tetap berada
ditengah.


4. HWT (Hot Water Treatment)
· Mata bibit yang telah di bor dikumpulkan dan dimasukan kedalam jaring (waring)

· Direndam dan dibersihkan dengan menggunakan air dingin untuk menghilangkan
kotoran, sehingga tidak menghambat proses HWT

· Setelah dibersihkan dengan menggunakan air dingin tahap selanjutnya mata bibit direndam dengan menggunakan air panas dengan suhu ± 51°C selama 30 Menit, untuk indikator suhunya dengan menggunakan termometer yang dipasang pada drum.

· Setelah dilakukan perendaman dengan menggunakan air panas, mata bibit direndam
dalam larutan Seed Treatment Insektisida (Cruiser 350 FS) selama ± 10 Menit

· Setelah melalui tahapan perendaman Seed Treatment Insektisida selanjutnya mata bibit
kembali direndam dalam larutan Zat Pengatur Tumbuh + Fungisida (Atonik) selama ± 10
Menit.
5. Sterilisasi Tanah/Media
· Tanah/media tanam adalah campuran antara kompos dan tanah dengan perbandingan 50 : 50, dicampur lalu kita ayak agar didapatkan campuran kompos dan tanah yang lembut
· Tanah/media hasil ayakan dimasukan kedalam karung, yang selanjutnya akan
dikukus/dimasak aeperti memasak nasi dalam dandang dengan suhu 100°C, selama ± 45
Menit

· Sterilisasi tanah dilakukan guna menghambat/mematikan biji-biji/benih-benih gulma
dalam tanah yang dapat mengganggu pertumbuhan mata bibit.
· Untuk pemanasannya bisa menggunakan kompos gas atau menggunakan tungku dengan
bahan bakar kayu atau briket batu bara.
· Untuk kontrol dan indikator suhu dipasang termometer 110°C pada drum/dandang.

6. Penanaman/Tanam
· Bedengan yang telah dibuat bantalan/lalahan dengan tebal ± 4 cm, lalu ditutup/dibungkus
dengan menggunakan mulsa platik TS hitam sebagai pembatas bantalan/lalahan dengan
tanah media diatasnya.

· Setelah di tutup mulsa plastik, bdengan diisi dengan tanah yang sudah dikukus/yang
sudah disterilisasi dengan ketebalan ± 5 cm.
· Setelah bedengan diisi media tanah yang sudah disterilisasi mata bibit ditanam dan ditata
dengan jarang antar bibit 2 x 2 cm atau 3 x 3 cm, setelah itu mata bibit ditutup dengan
tanah yang sudah disterilkan dengan ketebalan ± 1 cm (merem melek)

· Perawatan yang dilakukan yaitu dengan cara menyiram mata bibit dalam bedengan 1 hari
2 kali (pagi dan sore) hari.
         (Tanaman umur ± 5-7 hari HST)

7. Transplanting ke Pot Tray
· Transplanting mata bibit dari bedengan ke pot tray dilakukan setelah mata bibit berumur
± 10-15 HST (Hari Setelah Tanam) atau tanaman mempunyai ± 2 helai daun.
· Pengambilan mata bibit dilakukan satu per satu dengan menggunakan bambu yang sudah
kita design sedemikian rupa guna mempermudah pengambilan bibit dalam bedengan.
· Bibit yang sudah ditransplanting kedalam pot tray disiram dan selanjutnya ditempatkan
diatas mulsa plastik/rak agar perakaran tidak menembus tanah.
· Pemeliharaan bibit dalam pot tray yaitu disiram 1 hari 2 kali (pagi dan sore) hari, serta
dilakukan pemupukan yang dilarutkan dalam air dengan dosis 2 gram/m² pot tray setiap
4-5 hari sekali.
· Setelah bibit berumur ± 2 – 2,5 bulan sudah bisa ditransplanting ke lahan/kebun
(Tanaman umur ± 10 – 15 HST)

(Pemindahan Bibit umur ± 10 – 15 HST ke Pot Tray)

(Bibit umur 2 – 2,5 bulan yang siap di transplanting ke lahan/kebun)

(Bibit umur 3 – 5 bulan yang sudah di transplanting ke lahan/kebun)


sumber:

Bayu Trenggana, STP © Pebruari 2012
PTPN IX (Persero), PG. TASIKMADU