Hai...Hai...Hai...

Terima kasih sudah mengunjungi blog saya...

Do you know me?

I'm a farmer...
I'm a scientist...
I'm an university student of Padjadjaran...
I'm an agrotechnologician...
I'm Andreas Panggabean...

and I'm so proud to be my self...

Minggu, 12 Desember 2010

Pengen nyari uang dari Internet??

Klik iklan doang, bisa dapet uang..
Berawal dari receh, anda bisa jadi jutawan..
Tanpa Modal juga bisa kok...


Ditengah maraknya bisnis online dengan berbagai macam trik, serta profit yang gede, aku masih tetap setia dengan yang namanya PTC (Paid To Click). Namun banyak kalangan yang meremehkan PTC karena PTC identik dengan uang recehan. Pendapat tersebut mungkin ada benarnya juga mengingat jenis bisnis internet yang lain bisa menghasilkan profit yang jauh lebih besar dalam waktu yang singkat misalnya affiliate marketing, paid review, freelancer, google adsense, paid game, dan masih banyak lagi.


Bagaimana?? Tertarik ikutan PTC??


Jika kamu tertarik tidak ada salahnya jika kamu mencoba PTC. Link pendaftarannya ada dibawah. Jika masih penasaran atau belum jelas kamu bisa kirimkan email ke ands_gabe@yahoo.com. Itu adalah emailku, nanti kita bisa berdiskusi tentang PTC.


Sekilas Tentang PTC
Pernah dengar yang namanya PTC? PTC adalah kependekan dari Paid To Click. Maksudnya kita akan dibayar jika kita melakukan "Click". Apa yang kita klik? Mengapa kita dibayar? Simak ulasannya berikut ini


Agar lebih enak memahaminya kita buat tanya jawab aja ya...


Apakah yang kita klik?
Tentu saja iklan


Apa tujuan kita meng - klik iklan?
Dari sudut pandang pemasang iklan : Agar iklan mereka dilihat oleh kita sehingga informasi tentang produk mereka akan sampai ke kita dengan harapan akan meningkatkan penjualan produk mereka.
Dari sudut pandang kita sebagai member PTC : Agar kita memperoleh bayaran karena kita dibayar untuk melihat iklan. Selain itu untuk menambah wawasan baik tentang produk baru ataupun peluang bisnis baru terutama bisnis online.


Apakah pemasang iklan membutuhkan situs PTC?
Ya. Untuk memperkenalkan sebuah produk, diperluakan media yang mampu menyampaikan informasi tentang produk tersebut kepada konsumen. Pada masa sekarang ini banyak dimanfaatkannya internet sebagai media untuk menyampaikan informasi tentang suatu produk baru.


Mengapa pemasang iklan tidak membuat website sendiri untuk menampilkan iklan mereka?
Agar iklan di internet efektif maka website yang memasang iklan harus memiliki trafik yang tinggi, padahal untuk menaikkan trafik dari sebuah website diperlukan waktu yang lama. Untuk itulah pemasang iklan memerlukan bantuan situs PTC untuk mengiklankan produk mereka walaupun mereka harus mengeluarkan sejumlah uang untuk menyewa situs PTC. Setiap hari situs PTC dikunjungi oleh ratusan membernya, dan mereka semua akan melihat iklan yang dipasangkan oleh pemasang iklan.


Apakah syarat yang harus kita penuhi untuk bisa bergabung menjadi member PTC?
1. Komputer, bisa komputer pribadi atau komputer kantor atau warnet atau minjem teman.
2. Koneksi internet, bisa koneksi pribadi atau hotspot gratis atau internet di kantor.
3. Waktu luang paling tidak 10 menit untuk satu program PTC.
4. Niat, serius dan tekun. Inilah yang paling penting


Mengapa perlu niat, serius dan tekun?
Permainan ini mewajibkan membernya untuk menge-klik sebuah iklan. Tunggu sampai iklan tampil sempurna. Kemudian akan ada hitungan mundur biasanya sekitar 30 detik. Ini dimaksudkan agar member membaca iklan yang ditampilkan. Setelah 30 detik akan ada suatu tanda bahwa klik yang dilakukan member sudah dinyatakan sah dan saldo member akan bertambah. Bigitu seterusnya berulang -ulang. Oleh karena itu member harus punya niat yang kuat, serius dan tekun.


Berapakah kita dibayar untuk tiap klik yang kita lakukan?
Masing-masing situs PTC berbeda. Untuk satu kali "klik" pada iklan standart biasanya sebuah situs PTC akan membayar kita sekitar Rp. 50,- sampai dengan Rp.100,-


Berapa saldo minimum yang bisa dicairkan?
Masing-masing situs PTC berbeda. Biasanya antara Rp. 20.000,- sampai Rp. 100.000,-


Kalau begitu butuh waktu lama donk supaya kita bisa dapat duitnya? Cape deh..!!!
Itulah yang sering diucapkan orang ketika pertama kali menerima penjelasan tentang PTC. Jangan kuatir dulu Setiap program PTC biasanya mengijinkan membernya untuk merekrut orang lain untuk bergabung. Dalam dunia PTC orang hasil rekrutan tersebut dinamakan "referal" dan orang yang merekrut dinamakan "upline". Secara struktural referal berada dibawah upline. Pada akhirnya nanti referal akan banyak berperan dalam pengumpulan saldo upline. Untuk ilustrasinya silahkan lihat di sini.


Harus banyak promosi donk biar bisa dapat referal
Hmm... tidak juga. Setiap situs PTC menyediakan calon referal yang bisa di sewa atau dibeli.


Darimana situs PTC memperoleh stok referal
Saat kita mendaftarkan diri atas referensi seorang upline maka kita menjadi referal dari upline kita. Tetapi jika kita mendaftar langsung tanpa referensi maka kita menjadi member bebas dan oleh situs PTC bisa disewakan atau dijual ke member yang lain.


Apakah PTC sama dengan bisnis MLM?
Tidak. MLM mengharuskan calon membernya untuk mengeluarkan modal terlebih dahulu misalnya untuk membeli produknya. Setelah itu membernya wajib mencari orang untuk menjadi referalnya agar dia memperoleh komisi. Ini jelas membebani membernya terutama member baru. Lain halnya dengan PTC. Mencari referal tidak wajib. Member PTC bekerja untuk dirinya sendiri. Pendaftaran gratis, tidak ada target yang harus dipenuhi. Jadi referal tidak pernah dirugikan oleh uplinenya.


Jika tidak wajib mencari referal, mengapa kita dianjurkan untuk memiliki referal?
Setiap klik yang dilakukan referal akan menyebabkan uplinenya memperoleh bonus tanpa mengurangi pendapatan referalnya. Referal berperan sangat besar dalam mendongkrak pendapatan seorang upline. Semakin banyak referal semakin cepat pendapatan upline akan naik. Untuk ilustrasinya silakan lihat di sini.


Adakah strategi khusus untuk bermain PTC?
Ada. Tentukan target pendapatan. Kerja aja dulu sedirian. Jika saldo sudah cukup langsung sewa referal. Kerja lagi dengan bantuan referal sewaan yang ada. Jika saldo sudah cukup lagi sewa referal lagi. Jumlah referal akan semakin banyak. Jika sudah mencapai target yang diinginkan pertahankan jumlah referal. Hasil kerja bersama referal yang ada bisa ditarik (cash out). Akan lebih menguntungkan lagi jika kita bisa merekrut referal sehingga mengurangi budget untuk sewa referal.


Apakah maksud dari PTC scam?
PTC scam adalah PTC yang tidak akan pernah membayar membernya. Mereka hanya memperalat membernya untuk melakukan klik iklan mereka. Setelah member mencapai nilai PO biasanya situs mereka akan menghilang.


Berapa banyak PTC yang boleh kita ikuti?
Pada dasarnya tidak ada batasan berapa PTC yang kita ikuti. Sesuaikan saja dengan waktu luang yang kita miliki. Ikut sedikit tetapi serius jauh lebih baik daripada ikut banyak tetapi tidak serius.


KlikAjaDeh


Saldo belum dibayar, saldo belum cukup
Nilai Klik = Rp. 100 untuk iklan standart dan Rp. 50 untuk iklan ningnong
Minimum Pay Out (PO) yaitu pencairan dana = Rp. 50,000


Y-bux


Nilai klik = Rp.50 untuk member standart dan anda akan dapat komisi setelah join senilai Rp.500,-
Minimum Pay Out (PO), yaitu pencairan dana = Rp. 20.000,-


Kedua PTC tersebut adalah PTC dengan tanpa biaya pendaftaran. So, dengan modal Rp.0,- anda dapat memperoleh uang sebanyak mungkin..


Sentraclix


Nilai klik = Rp. 50 untuk member standar, Rp. 100 untuk premium dan Rp. 200 untuk gold. Minimum PO1= Rp. 20.000 , PO2= Rp. 50.000 dan PO3= Rp. 75.000.


Duitbux


Nilai klik Rp.25 s/d Rp.300. Minimum PO1= Rp.10.000


Semua PTC dibawah ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
kalau mau dapat banyak uang, ikutin aja smuanya....hahahah
slamat mencoba teman..


Vistaclick


PO sekurang-kurangnya RP. 20.000,-Penghasilan sampai dengan Rp. 100 per klik
Penghasilan sampai dengan Rp. 50 per referal klik





IDR-klickit

Penghasilan sampai dengan Rp. 100 per klik, Penghasilan sampai dengan Rp. 50 per referal klik, Request pembayaran sekurang-kurangnya Rp. 20.000 dapat dilakukan setiap harinya dan diproses melalui BCA, MANDIRI, BNI & PayPal.



klik link dibawah ini, dan selamat bergabung..


a. Klik aja deh: http://klikajadeh.com/?r=pratama
b. Y-bux http://www.y-bux.com/?r=pratama
c. Sentra clix http://www.sentraclix.com/?r=pratama
d. Duitbux http://duitbux.com/?r=ands
e. Vistaclix https://vistaclix.com/register.php/pratama.html
f. IDR-klickit http://www.idr-clickit.com/register.php/panggabean.html

Jumat, 03 Desember 2010

Apa itu komunikasi

Pengertian Komunikasi
Melalui komunikasi seseorang dapat mempengaruhi dan bahkan mengubah sikap orang lain, yang berbentuk suatu kesepakatan yang dikenal sebagai ”pendapat umum” atau ”mengambil keputusan”. Komunikasi memungkinkan suatu ide, baik baru atau lama, tersebar dan dihayati, diterima atau ditolak seseorang antar kelompok orang dalam suatu masyarakat.

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin "communicare", yang berarti "berpartisipasi, pemberitahuan" atau "menjadi milik bersama." Bila berasal dari bahasa Inggris, komunikasi berasal dari kata ”common”.

Ditinjau dari segi sistem komunikasi paling tidak komunikasi harus mempunyai tiga komponen sistem pokok yaitu komunikator, pesan, dan komunikan. Hingga atas dasar ini memerlukan pengertian, bahwa komunikasi adalah proses seseorang insan (komunikator) menyampaikan pesan, biasanya berupa lambang–lambang berbentuk kata–kata atau kalimat, untuk mengubah sikap atau tingkah laku insan lainya.

Proses Komunikasi
Dari pengertian komunikasi, tampak adanya sejumlah komponen–komponen, komponen–komponen tersebut meliputi:
1. Komunikator adalah pihak yang mempunyai prakarsa untuk mengadakan pembaharuan yang memberikan pesan.
2. Tujuan atau obyek adalah yang diharapkan oleh komunikator atau tujuan yang hendak dicapai oleh sasaran.
3. Sasaran target adalah pihak yang diusahakan terjadinya perubahan atau menerima anjuran perbaikan.
4. Amanat atau message adalah apa–apa yang disampaikan oleh komunikator.
5. Saluran atau channel adalah jalan atau cara yang dipergunakan oleh komunikator untuk perbaikan pesan.
6. Perlakuan atau treatment adalah frekwensi atau berapa kali pesan itu disampaikan.

Dalam penyuluhan pertanian untuk mengadakan proses komunikasi maka paling sedikit akan menyangkut dua orang ialah seseorang sebagai sumber atau komunikator dan seseorang yang akan menerima pesan atau komunikan. Komponen–komponen komunikasi meliputi:
1. Komunikator adalah orang yang memberikan pesan.
2. Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang.
3. Komunikan adalah orang yang menerima pesan.
4. Media adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
5. Efek adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Adapun tahap–tahap pada proses komunikasi dalam kegiatan penyuluhan adalah:
1. Menarik perhatian yaitu usaha untuk menimbulkan perhatian, atau kesadaran pada petani tentang adanya sesuatu yang baru.
2. Menggunggah hati yaitu usaha untuk menimbulkan perasaan terbuka pada petani untuk sesuatu yang baru yang telah disadari tersebutp petani dalam hal ini ingin mengetahui lebih banyak.
3. Membangkitkan keinginan yaitu usaha untuk menumbuhkan keinginan untuk memperoleh atau mengerjakan cara yang baru yang telah dianjurkan.
4. Meyakinkan yaitu usaha untuk meyakinkan pada petani agar tidak ragu–ragu pada hal–hal yang baru.
5. Menggerakkan usaha yaitu usaha agar petani melaksanakan cara–cara yang baru tersebut, atau dipraktekkan secara lebih luas dan terus menerus.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa komponen dalam proses komunikasi adalah komunikator, pesan, metode, media, komunikan dan efek.



Komunikasi merupakan sumber kehidupan organisasi. Tentang hal ini Sutarto (1991) mengemukakan dua pendapat mengenai komunikasi dalam organisasi dari Rogers dan Keith Davis. Rogers mengemukakan sebagai berikut. “Comunication is lifeblood of an organization, if we could somehow remove communication flow from organization, we could not have organization”.
(Komunikasi adalah darah kehidupan organisasi, jika kita bagaimanapun juga menghentikan aliran komunikasi dalam organisasi, kita tidak akan memiliki organisasi). Adapun Keith Davis mengemukakan bahwa kebutuhan komunikasi bagi organisasi sama dengan kebutuhan aliran darah bagi orang. Sebagaimana orang menghasilkan penyempitan pembuluh nadi, suatu pembekuan yang mengganggu efisiensi mereka, begitu juga organisasi menghasilkan “infosclerosis”, suatu pembekuan nadi informasi yang menghasilkan ketidakefisienan yang sama.
Iklim komunikasi dalam organisasi sangat berpengaruh terhadap keefektifan kinerja kelompok dalam organisasi. Terkait dengan hal tersebut Agus Dharma (1994) mengemukakan bahwa pada saat memperoleh dukungan bersama, maka para anggota organisasi akan mulai berkomunikasi secara terbuka satu sama lain. Komunikasi ini memberikan peningkatan kepercayaan dan bahkan interaksi yang lebih banyak di dalam kelompok tersebut. Diskusi mulai memusatkan perhatian lebih khusus atas tugas-tugas pemecahan masalah pengembangan strategi pilihan untuk pemecahan masalah tersebut.
Untuk memahami komunikasi dalam segala bentuk dan fungsinya, kita perlu memahami prinsip-prinsip komunikasi. Devito (1997) mengemukakan delapan prinsip komunikasi yaitu : komunikasi adalah paket isyarat, komunikasi adalah proses penyesuaian, komunikasi mencakup dimensi isi dan hubungan, komunikasi melibatkan transaksi simetris dan komplementer, rangkaian dipunktuasi, komunikasi adalah proses transaksional, komunikasi tak terhindarkan dan komunikasi bersifat tak reversible.
Devito (1997) dalam bukunya Komunikasi Antarmanusia menjelaskan kedelapan prinsip tersebut sebagai berikut:
1. Komunikasi adalah paket isyarat.
Perilaku komunikasi, apakah melibatkan pesan verbal, isyarat tubuh atau kombinasi keduanya biasanya terjadi dalam ‘paket’.
2. Komunikasi adalah proses penyesuaian.
Komunikasi hanya dapat terjadi bila para komunikatornya menggunakan system isyarat yang sama. Kita tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain kita system bahasanya berbeda. Namun kita menyadari bahwa tidak ada dua orang yang menggunakan system isyarat yang sama persis. Oleh karena itu sebagian dari seni komunikasi adalah mengidentifikasi isyarat orang lain, mengenali bagaimana isyarat tersebut digunakan dan memahami apa artinya.
3. Komunikasi mencakup dimensi isi dan hubungan.
Komunikasi menyangkut hubungan antara pembicara dan pendengar. Sebagai contoh, seorang atasan mungkin berkata kepada bawahannya, “Datanglah ke ruang saya setelah rapat ini.” Pesan sederhana ini mempunyai aspek isi dan aspek hubungan. Aspek isi mengacu pada tanggapan perilaku yang diharapkan yaitu bahwan menemui atasan setelah rapat sedangkan aspek hubungan menunjukkan bagaimana komunikasi dilakukan. Kalimat perintah yang sederhana menunjukkan perbedaan status diantara keduanya.
4. Komunikasi melibatkan transaksi simetris dan komplementer
Dalam hubungan simetris, dua orang saling bercermin pada perilaku lainnya. Ketika satu orang tersenyum, maka satu orang lainnya akan tersenyum. Sedangkan dalam hubungan komplementer kedua pihak mempunyai perilaku yang berbeda. Perilaku salah seorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplenter yang lain. Dalam hubungan komplementer perbedaan di antara keduanya dimaksimumkan, orang menempati posisi yang berbeda; satu sebagai atasan, yang lain bawahan; yang satu aktif, yang lain pasif.
5. Rangkaian komunikasi dipunktuasi
Peristiwa komunikasi merupakan transaksi yang kontinyu. Tidak ada awal dan tidak ada akhir yang jelas. Kita dapat membagi proses kontinyu dan berputar ini ke dalam sebab akibat atau ke dalam stimulus dan tanggapan. Artinya, kita mensegmentasikan kontinyu komunikasi ini ke dalam potongan-potongan yang lebih kecil. Istilah bagi kecenderungan untuk membagi berbagai transaksi komunikasi dalam rangkaian stimulus dan respon disebut sebagai punktuasi (punctuation).
6. Komunikasi adalah proses transaksional
Transaksi yang dimaksud adalah bahwa komunikasi merupakan suatu proses, bahwa komponen-komponenya saling terkait, dan para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan atau keseluruhan.
7. Komunikasi tak terhindarkan
Selama ini mungkin kita menganggap bahwa komunikasi berlangsung secara sengaja, bertujuan dan termotivasi secara sadar. Namun seringkali pula komunikasi terjadi meskipun seorang sama sekali tidak merasa ingin berkomunikasi. Ketika kita duduk melamun, mungkin kita merasa bahwa kita tidak berkomunikasi, namun bagi orang lain yang melihat akan menafsirkan perilaku kita. Setiap perilaku kita mempunyai potensi untuk ditafsirkan
8. Komunikasi bersifat tak reversible
Sekali kita mengkomunikasikan sesuatu maka kita tidak bisa tidak mengkomunikasikannya. Kita hanya dapat berusaha mengurangi dampak dari pesan yang sudah terlanjur disampaikan. Oleh karena itu kita perlu hati-hati dalam mengucapkan sesuatu yang mungkin nantinya ingin kita tarik kembali.
Sedangkan Mulyana (2003) dalam bukunya Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar menjelaskan beberapa prinsip komunikasi antara lain bahwa : komunikasi adalah suatu proses simbolik, setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi, komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan, komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan, komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu, komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi, komunikasi itu bersifat sistematik, semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi, komunikasi bersifat non sekuensial, komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional dan prinsip yang terakhir adalah Komunikasi bersifat inreversible, komunikasi bukan merupakan obat mujarab (panasea) untuk menyelesaikan berbagai masalah. Dijelaskan lebih lanjut oleh Mulyana (2003) sebagai berikut :
Prinsip 1. Komunikasi adalah suatu Proses Simbolik
Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah kebutuhan akan simbolisasi atau penggunaan lambang. Beberapa hal terkait dengan penggunaan lambang, yaitu :
 Lambang / simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.
 Lambang meliputi pesan verbal, non verbal dan obyek yang maknanya disepakati bersama.
 Lambang adalah salah satu kategori tanda, dimana hubungan antara tanda dan obyek juga dapat dipresentasikan oleh ikon-ikon dan indeks. Namun perlu dicatat ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan bersama, sedangkan lambang memerlukan kesepakatan.
 Ikon adalah suatu benda fisik dua atau tiga dimensi yang menyerupai apa yang dipresentasikan. Representasi ini ditandai dengan kemiripan misalnya : patung Sukarno adalah ikon Sukarno
 indeks adalah suatu tanda yang secara alamiah mempresentasikan obyek lainnya. Istilah lain yang digunakan untuk indeks adalah sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari yang disebut gejala (symptom). Indeks muncul berdasar hubungan antara sebab dan akibat yang punya kedekatan eksistensi. Misalnya awan gelap adalah indeks hujan akan turun.
 Lambang mempunyai bebeapa sifat, yaitu:
 bersifat sembarang, manasuka atau sewenang-wenang.
Apa saja bisa dijadikan lambang, bergantung pada kesepakatan bersama. Kata-kata (lisan dan tulisan), isyarat tubuh, huruf, makanan, dandanan, tempat tinggal, dan sebagainya
 Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna, kitalah yang memberi makna pada lambang.
 Lambang itu bervariasi
Lambang itu bervariasi dari suatu budaya ke budaya lain, dari suatu tempat ke tempat lain, dari suatu konteks waktu ke waktu yang lain. Misalnya Indonesia menyebut modul yang anda baca ini adalah buku, orang Inggris menyebutnya book, orang Jerman menyebutnya buch.
Prinsip 2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Kita tidak dapat berkomunikasi (We cannot not communication). Tidak berarti semua perilaku adalah komunikasi. sebagai contoh pada saat kita diminta untuk tidak berkomunikasi, hal ini sangat sulit dilakukan karena setiap hal yang kita lakukan berpotensi untuk ditafsirkan, ketika kita melotot ditafsirkan marah, ketika tersenyum ditafsirkan gembira. Begitu pula dengan sikap diam dapat ditafsirkan setuju.
Prinsip 3. Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan
Setiap komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi disandi secara verbal, menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan disandi secara non verbal, menunjukkan bagaimana cara mengatakan, dan mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana seharusnya pesan ditafsirkan.
Sebagai contoh, ketika seorang pemuda bertanya “ Mau pergi ke Jakarta, Dik?’ kepada seorang wanita yang duduk disebelahnya dalam sebuah kereta, bukannya pria itu tidak tahu bahwa kereta menuju ke Jakarta, melainkan pria tersebut ingin berkenalan atau ingin menunjukkan keramahannya.
Prinsip 4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengjaan mulai dari komunikasi yang tidak disengaja sama sekali (misalnya ketika seseorang
mengamati kita pada saat menagis) sampai pada tingkat kesengajaan yang benar-benar direncanakan (misalnya seorang dosen yang mengajar di kelas).
Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. meski kita tidak bermaksud untuk menyampaikan pesan. Namun perilaku kita potensial untuk ditafsirkan. Coba amati teman anda yang sedang mengikuti kuliah !, mungkin ada yang berpangku tangan, ada yang melamun, nah anda dapat menafsirkan perilaku teman anda tersebut, tanpa kesengajaan bahwa perilaku teman yang anda amati telah menyampaikan pesan.
Prinsip 5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, social dan psikologis. Sebagai contoh, topik-topik yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti “lelucon”, “acara televisi”, “mobil”, “bisnis” , atau “perdagangan” terasa kurang sopan bila dikemukakan di masjid.
Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Misalnya kunjungan seorang mahasiswa kepada teman kuliahnya yang wanita pada malam minggu akan dimaknai lain dibandingkan dengan kedatangannya pada malam biasa. Kehadiran orang lain , sebagai konteks social juga akan mempengaruhi orang-orang yang berkomunikasi. Misalnya dua orang yang diam-diam berkonflik akan merasa canggung bila tidak ada orang lain sama sekali di dekat mereka.
Suasana psikologis peserta komunikasi mempengaruhi juga suasana komunikasi. ketika orang-orang berkomunikasi. Misalnya ketika kita menyampaikan kritik kepada teman kita pada suasana santai atau bercanda mungkin akan diterima dengan baik oleh teman kita, namun jika kritik kita lontarkan pada saat teman sedang merasa sedih atau emosi maka akan membuatnya marah.
Prinsip 6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Selain itu ketika orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Misalnya kepada orang yang lebih tua kita akan memanggilnya dengan sebutan bapak / ibu, karena jika kita hanya memanggil namanya tentu akan membuatnya tersinggung. Dengan demikian orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespon.
Prinsip 7. Komunikasi itu bersifat sistematik
Komunikasi setidaknya menyangkut dua sistem dasar beroperasi dalam transaksi komunikasi, yaitu : system internal dan system eksternal
 Sistem internal
Seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia serap selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya (keluarga, masyarakat setempat, kelompok suku, kelompok agama, lembaga, kelompok sebaya, tempat kerja, dan sebagainya).
Istilah lain system internal : kerangka rujukan (frame of reference), bidang pengalaman (filed of experience), struktur kognitif, pola piker , keadaan internal atau sikap (attitude).
System internal mengandung semua unsur yang membentuk individu (termasuk ciri-ciri kepribadian, pendidikan, penget, agama, dan sebagainya). Sehingga system internal ini dapat diduga dari kata-kata yang diucapkan atau perilaku yang ditunjukan.
 Sistem eksternal
System eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan diluar individu, seperti isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan disekitar, penataan ruang. Merupakan elemen-elemen berupa stimulasi publik yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transaksi komunikasi.
Komunikasi merupakan produk dari perpaduan antara system internal dan eksternal di atas. Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi kita, namun persepsi kita atas lingkungan juga mempengaruhi perilaku kita.
Prinsip 8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi.
Kesamaan dalam hal-hal tertentu, misalnya agama, ras (suku), bahasa, pendidikan, atau tingkat ekonomi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan karena kesamaan tersebut komunikasi lebih efektif. Kesamaan bahasa khususnya akan membuat orang yang terlibat komunikasi lebih mudah mencapai pengertian bersama disbanding dengan orang yang tidak saling memahami bahasa yang digunakan.
Prinsip 9. Komunikasi bersifat non sekuensial
Sebenarnya komuniaksi manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua arah atau disebut juga bersifat sirkuler. Komunikasi sirkuler, ditandai beberapa hal berikut :
1) Orang-orang yang berkomunikasi dianggap setara, yang mengirim dan menerima pesan pada saat yang sama.
2) Proses komunikasi berlangsung timbal balik (dua arah)
3) Dalam prakteknya, tidak dapat dibedakan antara pesan dan umpan balik.
4) Komunikasi yang terjadi sebenarnya jauh lebih rumit. Misalnya komunikasi antara dua orang sebernarnya secara simultan melibatkan komunikasi dengan diri sendiri (berpikir) untuk menanggapi pihak lain.
Prinsip 10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Komunikasi pada dasarnya tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, namun merupakan proses yang berkesinambungan. Sebagai contoh ketika seorang anak dinasehati ibunya untuk rajin belajar, komunikasi ini tidak berakhir ketika ibunya selesai berbicara, namun akan berlangsung terus krena anak ini akan terus menerus mengingatnya atau memaknainya.
Dalam proses komunikasi, para peserta komunikasi saling mempengaruhi, seberapa kecil pengaruh itu, baik lewat komunikasi verbal maupun non verbal. Transaksi menunjukkan bahwa para peserta komunikasi saling berhubungan, sehingga kita dapat mempertimbangkan salah satu tanpa mempertimbangkan yang lainnya.
Implikasi dari komunikasi sebagai prose yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi berubah (dari sekedar berubah pengetahuan hingga berubah pandangan dunia dan perilakunya).
Prinsip 11. Komunikasi bersifat irreversible
Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses yang selalu berubah. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam menyampaikan pesan kepada orang lain, sebab efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali, meskipun kita berupaya meralatnya. Sehingga muncul ungkapan “To forgive but not to forget” (kita bisa memaafkan kesalahan orang lain, namun tidak dapat melupakannya).
Prinsip 12. Komunikasi bukan merupakan obat mujarab (panasea) untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Banyak permasalahan antarmanusia yang disebabkan oleh masalah komunikasi, namun komunikasi bukan obat mujarab (panasea) untuk menyelesaikan masalah terebut, karena permasalahan tersebut berkaitan dengan masalah structural. Sehingga agar komunikasi efektif maka masalah structural harus diatasi. Sebagai contoh meskipun pemerintah berusaha menjalin komunikasi yang efektif dengan warga Aceh, tidak mungkin usaha tersebut berhasil, selama pemerintah masih memperlakukan mereka secara tidak adil.
DAFTAR PUSTAKA
Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Professional Books. Jakarta.
Mulyana, Deddy M. 2003. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
Model Komunikasi
Desember 2, 2009
Dalam melihat fenomena komunikasi yang ada di sekitar, kita dapat menggunakan beberapa model komunikasi. Mulyana (2003) menjelaskan bahwa model merupakan representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak dengan menonjolkan penting unsure-unsur terpenting fenomena tersebut dan model jelas bukan fenomena itu sendiri.
FUNGSI DAN MANFAAT MODEL
Model merupakan gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Oleh karena itu model komunikasi memiliki tiga fungsi seperti yang diungkapkan oleh Gordon Wiseman dan Larry Barker dalam Mulyana (2003), yaitu :
1. Melukiskan proses komunikasi
2. Menunjukkan hubungan visual
3. Memperbaiki kemacetan komunikasi (membantu menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi)
Setiap pembuatan model tentunya memiliki beberapa manfaat. Raymond S. Ross menjelaskan beberapa keuntungan model, antara lain :
1. Model memberikan anda penglihatan yang lain, berbeda dan lebih dekat.
2. Model menyediakan kerangka rujukan untuk memikirkan masalah.
3. Model mungkin menyarankan kesenjangan informasional yang tidak sgera tampak dan konsekuensinya dapat menyarankan tindakan yang berhasil. Dengan kata lain kegagalan dapat memberi petunjuk mengenai kekurangan model
4. Menyoroti problem abstraksi.
5. Menyatakan problem dalam bahasa simbolik bila terdapat peluang untuk menggunakan gambar atau symbol.
BEBERAPA MODEL KOMUNIKASI
Komunikasi bersifat dinamis, oleh karenanya model komunikasi berkembang dengan pesat hingga mencapai ratusan model, namun disini kita hanya akan membahas beberapa model yang sangat popular :
Model Stimulus – Respons
Model ini merupakan model komunikasi paling dasar. Model ini menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses “aksi – reaksi” yang sangat sederhana. Sebagai contoh bila seorang tersenyum kepada kita, maka kita akan membalas senyumannya, atau bila seseorang melotot kepada kita, maka kita akan merasa takut.
Stimulus respon
Model S – R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan dan tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar dan tindakan tentunya akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu (Mulyana, 2003)
Model Aristoteles
Model aristoteles merupakan model komunikasi paling klasik dan meletakkan model komunikasi verbal yang pertama kali. Aristoteles mengemukakan tiga unsure dasar proses komunikasi yaitu : pembicara (speaker), pesan (message) dan pendengar (listener).
seting
Pembicara ————–> Pesan —————> Pendengar
Seting
Gambar 1. Model Aristoteles
Model Aristoteles ini sering juga disebut model retoris yang kini dikenal sebagai komunikasi publik. Aristoteles mengemukakan bahwa inti dari komunikasi adalah persuasi. Namun dalam model ini memeliki beberapa kelemahan di antaranya adalah komunikasi dianggap sebagai fenomena statis, terfokus pada komunikasi yang bertujuan (disengaja) yang terjadi ketika seseorang berusaha membujuk orang lain untuk menerima pendapatnya dan tidak dibahanya aspek nonverbal dalam persuasi (Mulyana, 2003)
Model Komunikasi Laswell
Model ini menggunakan 5 pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu :
Who says what in which channel to whom with what effect ?
S M C R E
Model ini dikemukakan oleh Harold Lasswell tahun 1948. model Lasswell ini sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsure sumber (who) merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan, unsure pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi, saluran komunikasi (in which channel) dikaji dikaji dalam analisis media, unsure penerima (to whom) dikaitkan dengan analisis khalayak dan unsure pengaruh (with what effect) berhubungan dengan studi mengenai pengaruh (Mulyana, 2003).
Model Schramm
Wilbur Schramm membuat serangkaian model komunikasi mulai dari model yang sederhana, kemudian model yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu (Mulyana, 2003). Schramm menyatakan bahwa komunikasi senantiasa membutuhkan tiga unsure yaitu: sumber (source), pesan (message) dan sasaran (destination)
a. Model sederhana Schramm:
Sumber dan encoder adalah satu orang, sedangkan decoder dan sasaran adal;ah seseorang lainnya, dan sinyalnya adalah bahasa.
Source —–> encoder ——> signal ——> decoder —–> destination
Gambar 2. model sederhana Schramm
b. Model Schramm yang memperhitungkan pengalaman dua orang.
Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi balik pesan, berdasarkan pengalaman masing-masing. Bila kedua lingkaran memiliki bersama yang besar, maka komunikasi mudah dilakukan. Semakin besar wilayah tersebut , semakin miriplah bidang pengalaman (field of experience) yang dimiliki kedua pihak yang berkomunikasi. Bila kedua lingkaran pengalaman tidak bertemu, maka komunikasi tidak mungkin berlangsung. Bila wilayah yang berimpit kecil, artinya pengalaman sumber dan pengalaman sasaran jauh berbeda, maka sangat sulit menyapaikan makna dari seseorang ke orang lain (Mulyana, 2003)
c. Model komunikasi unpan balik sebagai ‘lingkaran’ yang berkelanjutan untuk berbagi informasi.
Model ini merupakan penyempurnaan model Schram sebelumnya yang menempatkan pentingnya umpan balik. Dalam proses komunikasi, setiap orang sekaligus sebagai enkoder maupun decoder yang secara konstan menyandi balik tanda-tanda dari lingkungan kita, menafsirkan tanda-tanda tersebut dan menyandi sesuatu sebagai hasilnya. Proses kembali dalam model lingkaran disebut umpan balik (feed back).
Model Berlo
Muhamad (1995) menjelaskan bahwa model David K.Berlo menekankan komunikasi sebagai suatu proses dan menekankan “meaning are in the people” atau arti pesan yang dikirimkan pada orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan itu sendiri. Dengan kata lain bahwa interpretasi pesan terutama tergantung kepada kata atau pesan yang ditafsirkan oleh si pengirim atau si penerima.
Berlo menggambarkan kebutuhan penyandi (encoder) dan penyandi balik (decoder) dalam proses komunikasi. Enkoder bertanggung jawab mengekspresikan maksud sumber dalam bentuk suatu pesan. Menurut Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor-faktor: keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, system social dan budaya. Pesan dikembangkan berdasarkan elemen, struktur, isi, perlakuan dan kode. Saluran berhubungan dengan panca indera: melihat mencicipi, mendengar, menyentuh, membaui (Mulyana, 2003).
Penelaahan terhadap Model Komunikasi Berlo :
1) Sumber ( Source )
Seorang baik sebagai sumber maupun penerima harus memperhatikan hal-hal berikut dalam berkomunikasi :
a. Ketrampilan berkomunikasi ( Communication Skills ) yang terdiri atas:
• Kemampuan sumber dalam menyusun tujuan komunikasi
• Kemampuan sumber dalam menterjemahkan pesan ke dalam bentuk signal atau ekspresi tertentu.
b. Sikap , terdiri atas :
• Sikap terhadap diri sendiri
• Sikap terhadap materi atau pesan
• Sikap terhadap penerima pesan (receiver) maupun sikap receiver terhadap sumber
c. Pengetahuan, meliputi:
• Pengetahuan sumber tentang receiver, media komunikasi yang sesuai, metode pendekatan yang sesuai, serta pengetahuan tentang pesan
• Pengetahuan receiver tentang sumber, media, maupun pesan
d. Sistem sosial budaya, baik sumber maupun penerima harus memperhatikan system social budaya yang ada, yang meliputi :
• Norma yang dianut
• Sistem pengambilan keputusan (misal : terka
it dengan inovasi bidang pertanian)
• Budaya yang berkembang dan dianut
2) Pesan dikembangkan berdasar :
• Kode pesan : penggunaan bahasa, gambar yang disepakati.
• Isi : disajikan utuh atau terpotong ?
• Perlakuan : pesan dapat dicerna oleh kelima indera manusia ?
3) Saluran komunikasi yang digunakan hendaknya:
• Baik menurut sasaran
• Dapat diterima oleh banyak sasaran
• Mudah digunakan oleh banyak sumber maupun penerima
• Lebih ekonomis
• Cocok dengan pesan (inovasi)
Mulyana (2003) mengidentifikasi kelebihan dan keterbatasan dalam model Berlo ini. Salah satu kelebihan model Berlo, bahwa model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model Berlo juga bersifat heuristik (merangsang penelitian) karena memperinci unsure-unsur yang penting dalam proses komunikasi. model ini misalnya dapat memandu anda meneliti efek ketrampilan komunikasi penerima atas penerimaan pesan yang dikirimkan. Atau jika sebagai pembicara mungkin mulai menyadari bahwa latar belakang pembicara akan mempengaruhi penerima pesan (receiver).
Sedangkan keterbatasan model Berlo ini adalah Berlo mengganggap bahwa komunikasi merupakan sebuah fenomena yang statis, disamping itu umpan balik yang diterima pembicara dari khalayak tidak dimasukkan dalam model grafiknya dan komunikasi non verbal tidak dianggap penting dalam mempengaruhi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara. Jakarta.
Mulyana, Deddy M. 2003. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
PROSES KOMUNIKASI
Desember 2, 2009
Proses merupakan uruta-urtan peristiwa. Karenanya, proses komunikasi diartikan sebagai urut-urutan peristiwa yang terjadi ketika manusia menyampaikan pesan kepada manusia lain (Vardiansyah, 2004).
TAHAPAN PROSES KOMUNIKASI
Vardiansyah (2004) dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi Pendekatan Taksonomi Koseptual, menjelaskan beberapa tahap proses komunikasi sebagai berikut:
Proses Komunikasi Tahap ke-1 : Pengintepretasian.
Yang diintepretasikan adalah motof komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap kesatu bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil mengintepretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan yang masih bersifat abstrak.
Proses Komunikasi Tahap ke-2 : Penyandian
Tahap ini masih terjadi dalam diri komunikator, pesan yang abstrak berhasil diwujudkan ke dalam lambang komunikasi. proses tahap ini disebut encoding, proses penyadian. Akal budi manusia berfungsi sebagai encoder, alat penyandi.
Proses Komunikasi Tahap ke-3 : Pengiriman
Tahap ketiga ini terjadi ketika komunikator melakukan tindak komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniahnya yang berfungsi sebagai transmitter, alat pengirim pesan.
Dalam tahap pengiriman pesan ini seringkali seseorang gagal mentransmit pesan yang disampaikan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai contoh adalah secara psikologis ia tidak sanggup atau tidak berani menyampaikan pesannya. Jika tidak dapat diselesaikan dalam komunikasi antar pribadi, maka untuk menyelesaikan tahap ini seseorang dapat meng-encode pesan dalam lambang nonverbal.
Proses Komunikasi Tahap ke-4 : Perjalanan
Tahap ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim (transmit) hingga pesan diterima (receive) komunikan. Jalan yang dilalui pesan untuk sampai ke komunikan disebut saluran komunikasi (communication’s channel), yang dapat melalui dua cara: dengan media (mediated communication) atau tanpa media (nonmediated communication).
Proses Komunikasi Tahap ke-5 : Penerimaan
Tahap ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan. Verbal dan nonverbal saling mengisi, sebagai satu kesatuan. Peralatan jasmaniah komunikan bertindak sebagai receiver dan akal budinya pun bekerja membawa pada tahap berikut.
Proses Komunikasi Tahap ke-6 : Penyandian Balik
Tahap ini terjadi dalam diri komunikan, sejak lambang diterima melalui peralatan jasmaniah yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya. Proses ini disebut decoding, penyandian balik.
Proses Komunikasi Tahap ke-7 : Penginterpretasian
Tahap ini terjadi dalam diri komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai ke dalam bentuk pesannya. Proses komunikasi tahap-tahap berikutnya berlanjut dan berulang. Komunikan menjalankan peran komunikator kedua dan terus berlanjut. Dalam komunikasi antarpribadi yang sirkuler, peran komunikator dan komunikan saling dipertukarkan, berlangsung cepat, dalam hitungan detik, dinamis bergantian.
Selanjutnya Vardiansyah (2004) menjleaskan bahwa dengan memahami adanya proses komunikasi, maka kita dapat memetik beberapa hal sebagai berikut:
1. Proses komunikasi bersifat dinamis
2. Tahapan proses komunikasi bermanfaat untuk analisis
3. Proses komunikasi dapat terhenti setiap saat
4. Pesan komunikasi tidak harus diterima
5. Tindak komunikasi merupakan indikasi utama dalam komunikasi
6. Komunikasi tidak harus memiliki umpan balik
DAFTAR PUSTAKA
Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Pendekatan Taksonomi Koseptual. Ghalia Indonesia. Bogor.
Unsur –unsur komunikasi :
1. Pengirim pesan (Komunikator)
2. Penerima Pesan (Komunikan)
3. Pesan
4. Saluran Informasi
5. Efek komunikasi
6. Feed Back

Mau dapet uang?
coba lihat link ini:
1. http://klikajadeh.com/?r=pratama
2. http://www.y-bux.com/?r=pratama
3. http://www.sentraclix.com/?r=pratama
4. http://duitbux.com/?r=ands
5. https://vistaclix.com/register.php/pratama.html
6. http://www.idr-clickit.com/register.php/panggabean.html

Sabtu, 13 November 2010

Posisi Pertanian dalam Teori Pembangunan Ekonomi Rostow dan Lewis

Posisi Pertanian dalam Teori Pembangunan Ekonomi Rostow

Posisi pertanian sangat memegang peranan penting pada tahapan pertama pertumbuhan ekonomi Rostow (masyarakat taradisional), tetapi semakin berkembang ke tahap selanjutnya, posisi pertanian dan perannya semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh munculnya pemikiran-pemikiran masyarakat yang baru yang terjadi, seperti:
• Penilaian yang berdasarkan spesialisasi, tidak hanya di bidang pertanian.
• Transformasi dari sektor pertanian ke sector lain.
• Munculnya jiwa kewirausahaan yang bergerak bukan hanya dalam bidang pertanian.
• Lebih efektif dan efisien dalam bekerja, mengakibatkan tenaga kerja di pertanian berkurang karena penggunaan teknologi. Akibatnya perkerja pindah ke sector lain, seperti industri nonpertanian.
Di Indonesia, pertanian yang tumbuh memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Sejarah menunjukkan bahwa pembangunan pertanian merupakan prasyarat untuk adanya kemajuan dalam tahapan-tahapan pembangunan selanjutnya. Karena pertanian memiliki keterkaitan dengan berbagai aspek dalam perekonomian di Indonesia, maka pembangunan pertanian merupakan penentu utama dalam pertumbuhan ekonomi pedesaan, termasuk di dalamnya non-pertanian di pedesaan. Dengan demikian, pembangunan pertanian menjadi bagian yang esensial bagi upaya-upaya pengurangan kemiskinan di pedesaan maupun di perkotaan. Indonesia sebagai negara agraris tidak boleh meninggalkan potensi pertaniannya, tetapi dengan merubah pola pikir primitive menjadi modern melalui pendidikan dan kebijakan pemerintah, maka posisi pertanian dapat memegang peranan penting lagi.


Posisi Pertanian dalam Teori Pembangunan Ekonomi Lewis

Posisi pertanian dalam teori pembangunan ekonomi lewis berubah dari penting menjadi kurang penting akibat perubahan struktur social. Semakin berkembangnya zaman membuat kebanyakan masyarakat berpikir bahwa pertanian kurang dapat membuat hidup ekonomi perkapita baik. Akibatnya terjadi peralihan tenaga kerja dari sector pertanian “tradisional” ke sector industry “modern”. Hal ini diasumsikan bahwa pendapatan di perkotaan tempat industri lebih tinggi daripada pendapatan pertanian di pedesaan. Kebanyakan masyarakat sudah tidak terpaku pada sektor pertanian, dengan asumsi bahwa banyak orang yang mencari kerja ke kota yang berakibat berlebihnya tenaga kerja. Kurangnya modal untuk membuat lapangan kerja baru juga menjadi dampak lain dalam teori ini.
Sumbangan sektor pertanian terhadap ekonomi memang cenderung turun, sesuai dengan semakin meningkat dan terdiversifikasinya perekonomian Indonesia. Namun yang perlu diamati juga adalah peranan pertanian dalam menyerap angkatan kerja. Pangsa sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja ternyata masih yang paling besar. Dari kenyataan itu dapat dilihat bahwa ada ketimpangan dalam struktur ekonomi Indonesia, di mana sektor yang sudah mulai menyusut peranannya dalam menyumbang ekonomi ternyata harus tetap menampung jumlah tenaga kerja yang jauh lebih banyak daripada yang sewajarnya terjadi.

Pembangunan yang berlangsung selama ini ternyata memang belum berhasil mengangkat petani dan pertanian kepada posisi yang seharusnya. Kesenjangan kesejahteraan petani dibandingkan dengan pekerja di sektor lainnya memang semakin melebar. Produktivitas usahatani dan kualitas produk tidak menunjukkan perbaikan yang berarti. Produk-produk pertanian semakin berkurang daya saingnya dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Keterpurukan dan tidak berkembangnya sektor pertanian ini memiliki dampak luas dan dalam bagi pembangunan ekonomi dan pembangunan Indonesia secara keseluruhan. Tertinggalnya sektor pertanian mengakibatkan pembangunan ekonomi dan pembangunan negara pada umumnya tidak memiliki landasan yang kokoh dan mudah runtuh saat terjadi perubahan keadaan.


Hal-hal yang diharapkan dalam pertanian di Indonesia:
• Pertama, sektor pertanian yang tumbuh cepat akan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan penduduk di pedesaan yang pada gilirannya dapat meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor non-pertanian.
• Kedua, pertumbuhan sektor pertanian akan mendorong pembangunan agroindustri.
• Ketiga, kemajuan teknologi di sektor pertanian yang diwujudkan dalampeningkatan produktivitas tenaga kerja, menjadikan sektor ini dapat menjadi sumber tanaga kerja yang relatif murah bagi sektor non-pertanian.
• Keempat, pertumbuhan sektor pertanian yang diikuti oleh naiknya pendapatan penduduk pedesaan akan meningkatkan tabungan.


Contoh Kasus
• Pertanian di Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat
Kabupaten Tanah Datar terletak di antara dua gunung, yaitu gunung Merapi dan gunung Singgalang. Kondisi topografi ini didominasi oleh daerah perbukitan, serta memiliki dua pertiga bagian danau Singkarak. Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah pertanian, hal ini terlihat dari dominasi sektor pertanian dalam perekonomian wilayah, penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan lahan. Lokasi pertanian tersebar merata di seluruh wilayah dan produksinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini membutuhkan jaringan jalan sebagai pendukung aktivitas sektor pertanian tersebut mulai dari kegiatan produksi, pasca panen dan pemasaran.
Sementara itu kondisi jaringan jalan yang ada belum dapat mendukung sepenuhnya aktivitas pertanian tersebut, hal ini terlihat dari masih banyaknya ruas jalan yang lebarnya belum memenuhi syarat, kondisi permukaan jalan yang rusak dan masih banyak ruas jalan yang melalui lokasi pertanian belum dapat dilalui kendaraan roda dua sekalipun, dengan mengatasi penanganan jaringan jalan ini, maka tentunya aktifitas sektor pertanian akan lebih ekonomis sehingga dengan sendirinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan sekaligus akan meningkatkan pengembangan wilayah dari kabupaten Tanah Datar itu sendiri.
Kabupaten Tanah Datar adalah daerah agraris, lebih 70% penduduknya bekerja pada sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan maupun peternakan. Begitu juga dengan usaha masyarakat pada sektor lain juga berbasis pertanian seperti pariwisata dan industri kecil atau agro industri. Masyarakat Tanah Datar juga dikenal gemar menabung dengan total dana tabungan masyarakat sebesar Rp. 223 Milyar tahun 2004.
Pontensi ekonomi kabupaten Tanah Datar dapat dikatagorikan atas tiga katagori yaitu: Sangat Potensial, Potensial dan Tidak Potensial. Untuk sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah ubi kayu, kubis, karet, tebu, peternakan sapi potong, peternakan kuda, peternakan kambing potong, budidaya ayam ras pedaging, ayam bukan ras, budidaya itik dan budidaya ikan air tawar. Sektor lain yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah industri konstruksi bangunan sipil, pedagang eceran makanan olahan hasil bumi, usaha warung telekomunikasi, pedagang cinderamata dan wisata sejarah. Kabupaten Tanah Datar yang potensial untuk hampir semua sektor pertanian kecuali cengkeh, tembakau, bayam dan merica. Sedangkan untuk sektor pertambangan yang potensial dikembangkan adalah galian kapur dan sirtu.
Sektor usaha pertambangan
Industri pertambangan juga telah berdiri di Kabupaten Tanah Datar ini, yang memiliki potensi bahan tambang berupa batu gamping kristalian yang sekarang dikelola oleh PT. Inkalko Agung, dolomit, granit, sirtukil, tanah liat, batu setengah permata, trass, fosfat, batubara, besi, emas, belerang, kuarsa dan slate.
Sektor usaha industry pertanian
Seiring semakin majunya perekonomian kabupaten ini, maka sector industripun mulai berkembang. Industri di Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh industri kecil seperti tenunan pandai sikek yang terdapat di kecamatan Sepuluh Koto, kopi bubuk, kerupuk ubi, kerupuk kulit, anyaman lidi, gula aren, gula tebu. Sektor industri besar berupa peternakan ulat sutera oleh PT. Sutera Krida. Pada tahun 2004 nilai investasi sektor industri kecil di kabupaten Tanah Datar mencapai Rp. 7 milyar dengan nilai produksi sebesar Rp. 60 milyar.
Sektor usaha pariwisata
Di Kabupaten Tanah Datar saat ini masih banyak terdapat peninggalan sejarah adat Minangkabau tersebut, baik berupa benda maupun tatanan budaya adat Minangkabau. Ikrar “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” ini disebut juga dengan Sumpah Satie yang juga di Tanah Datar dilahirkan, yaitu tempatnya di Bukit Marapalam Puncak Pato, Kecamatan Lintau Buo Utara. Kabupaten Tanah Datar sebagai tempat asal mula suku Minangkabau banyak sekali memiliki tempat sejarah. Industri wisata di kabupaten Tanah Datar ini sangat potensial untuk dikembangkan.
Tempat wisata sejarah yang terdapat di kabupaten Tanah Datar ini antara lain Istana Pagaruyung, Balairuang Sari, Puncak Pato, Prasasti Adityawarman, Batu Angkek-angkek, Rumah Gadang Balimbing, Kincir Air, Batu Basurek, Nagari Tuo Pariangan, Fort van der Capellen, Batu Batikam dan Ustano Rajo. Sedangkan untuk wisata alam dan budaya di kabupaten Tanah Datar adalah Lembah Anai, Panorama Tabek Pateh, Danau Singkarak Bukit Batu Patah dan Ngalau Pangian.

Analisis Teori Rostow:
Pertanian di Kabupaten Tanah Datar merupakan sector dominan, terbukti dari 70% penduduknya bekerja di sector pertanian. Tahap pertumbuhan menurut Rostow, daaerah ini berada pada tahap ketiga, yaitu tahap lepas landas sebagai mana umumnya posisi di Indonesia. Hal ini terlihat dari Munculnya beberapa indusri baru yang menjadi “leading sektor” selain pertanian, seperti sektor industri pertambangan, berupa batu gamping kristalian yang sekarang dikelola oleh PT. Inkalko Agung dan pariwisata. Munculnya banyak wirausaha yang berkembang di sector pertanian, maupun nonpertanian, seperti industri kecil penghasil kopi bubuk, kerupuk ubi, kerupuk kulit, anyaman lidi, gula aren, gula tebu. Disamping itu terdapat pula industri besar seperti peternakan ulat sutera oleh PT. Sutera Krida.

Analisis Teori Lewis:
Perubahan struktural Kabupaten Tanah datar juga terlihat dari semakin berkurangnya penduduk yang bekerja di sektor pertanian ke sector nonpertanian, seperti pertambangan dan periwisata. Berdirinya industry di perkotaan membuat sebagian dari masyarakat memilih bekerja sebagai buruh pabrik di kota. Mereka menilai upahnya lebih besar daripada bekerja sebagai petani.

Mau dapat uang?
Coba lihat link ini:

1. http://klikajadeh.com/?r=pratama
2. http://www.y-bux.com/?r=pratama
3. http://www.sentraclix.com/?r=pratama
4. http://duitbux.com/?r=ands
5. https://vistaclix.com/register.php/pratama.html
6. http://www.idr-clickit.com/register.php/panggabean.html

Dampak Pertambahan Penduduk Terhadap Ketahanan Pangan

Pendapat Mengenai Dampak Pertambahan penduduk Indonesia terhadap ketahanan pangan

Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen dinilai sudah mengkhawatirkan. Angka ini naik dari periode sebelumnya, 1990 - 2000 yang mencatat laju pertumbuhan 1,45 persen. Dari hasil sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia mencapai 237,56 juta jiwa. Dengan komposisi laki-laki 119,51 juta dan perempuan 118,05 juta jiwa. Ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat setelah Cina, India dan Amerika Serikat.
Hal ini menyebabkan pengeksploitasian sumber daya alam dalam skala besar-besaran demi mencapai produktivitas pangan yang memenuhi kebutuhan penduduk. Pencapaian swasembada pangan di Indonesia mulai dilakukan tanpa terlalu memikirkan konservasi alam dan lingkungan. Akibatnya diprediksi ketahanan pangan yang dicapai saat ini melalui swasembada beras tidak bertahan lama. Ketahanan pangan Indonesia terancam, bahkan jika dilihat dari kekurangan dalam penyediaan stok pangan, negara ini sudah dapat digolongkan dalam taraf kekurangan pangan. Oleh karena itu, harus dilakukan perubahan yang mendasar terhadap kebijakan pertanian, yaitu menata kembali agraria. Dengan pandangan yang demikian, maka pembangunan pertanian sulit dilakukan di masa depan.

"Sebab, sudah semakin banyak petani kecil yang tidak menguasai tanah garapan akibat semakin sempitnya lahan pertanian yang dapat dikuasai," demikian diungkapkan oleh Ketua Badan Pengurusan Yayasan Akatiga Sediono MP Tjondronegoro di Jakarta, Senin (10/6).

"Dengan aset lahan yang kurang merata pembagiannya, sulit untuk meningkatkan produksinya," tambah guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) ini. Menurut Tjondro, bila Indonesia sungguh-sungguh ingin memperkuat ketahanan pangan, ada teori klasik yang dapat digunakan, yaitu mengembalikan lahan pertanian kepada petani. Hal ini diprediksi dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia.

Keterkaitan Teori Terhadap Apa yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam Usaha Ketahanan Pangan

Hal-hal yang dilakukan pemerintah adalah:
1. Menghasilkan nilai optimalisasi rasio lahan pangan dengan penduduk melalui rekayasa kapasitas ekosistem lahan (eco-enginering). Untuk peningkatan kapasitas ekosistem pangan yang terintegrasi.
2. Peningkatan nilai tukar petani yang menguntungkan bagi petani penggarap, yang selama ini menikmati keuntungan besarnya dan hamper tidak punya resiko adalah penjualan komoditi pangan, karena rantai pasar yang panjang, bukan petani penggarap tetapi yang selalu penuh resiko. Oleh karena itu kebijakan pemerintah tentang benefit usaha pangan yang adil dan menguntungkan harus dilaksanakan, khususnya terhadap petani penggarap.
3. Pengendalian pertumbuhan penduduk yang sangat ketat dan segera melalui program keluarga bencana. Kalau hal ini tidak tercapai, maka krisis pangan besar akan terjadi di Indonesia.
4. Adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim, yang memerlukan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Implementasi Perlakuan Kebijakan Pemerintah saat ini.

Saai ini keberhasilan pemerintah menerapkan kebijakan-kebijakan dalam hal ketahanan pangan masih dapat terealisasi. Hal ini terlihata dari tercapainya swasembada beras dan bahan pokok lainnya. Tetapi jika memaksakan produktivitas tinggi tanpa memikirkan konservasi alam dan lingkungan sekitar pertanian, dikhawatirkan hal ini tidak bertahan lama. Belum lagi pertambahan penduduk Indonesia yang mengarah pada angka yang snagat menghawatirkan.

Solusi hal ini adalah mendukung kebijakan pemerintah dalam peningkatan produktivitas bahan pangan, tetapi denagn memikirkan efek eksploitasi. Sehingga diperlukan adanya konservasi demi pemulihan lahan dan sumber daya yang berkelanjutan di masa yang akan datang. Kita juga harus turut menjalankan kebijakan pemerintah terhadap program Keluarga Berencana. Kesadaran masyarakat akan hal ini dapat melancarkan kebijakan pemerintah tentang ketahanan pangan. Dalam hal ini peran penyuluh sangatlah penting. Baik penyuluh pertanian, maupun penyuluh program keluarga berencana tersebut. Jika dilakukan secara bersamaan, dan berkesinambungan, maka ketahanan pangan Indonesia dapat tercapai.



Pandangan Umum Terhadap Fenomena Pertanian Indonesia Melalui Analis Teori Pembangunan Pertanian

1. Kesesuaian Teori Pembangunan Pertanian terhadap pertanian di Indonesia.
a. Teori Eksploitasi Sumber Daya
Model Bahan Pokok (Harold A. Innis, 1927)
“Peningkatan produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan pokok dan ekspor bahan pokok (pangan, kayu dan bangunan).”
Eksploitasi sumber daya di Indonesia dalam model ini dapat terlihat dari sekltor pangan, khususnya padi. Peningkatan produksi padi untuk mencapai swasembada beras Indonesia dipengaruhi oleh semakin cepatnya masa panen dari tanaman padi setelah ditemukannya varietas-varietas baru dengan umur tanaman yang lebih cepat. Hal ini dapat memenuhi ketahan pangan pokok Indonesia.
Model Jendela Bagi Kelebihan Produk / Vent for Surplus Model (Hyla Myint, 1957)
“Peningkatan produksi dengan memanfaatkan surplus tenaga kerja dan lahan pada kondisi teknologi yang relative tetap, yang dirangsang oleh perluasan pasar “baru” dengan penekanan biaya angkutan.”
Dalam model ini, eksploitas terhadap pembukaan lahan kelapa sawit baru di beberapa daerah Kalimantan di Indonesia berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Hal ini dipengaruhi oleh besarnya pangsa pasar minyak sawit di dunia.

b. Teori Konservasi Sumber Daya Alam
Pentingnya pemeliharaan kandungan mineral tanah / pencegahan kelelahan lahan (Justus Von Liebig, 1923). “Penambahan produk marjinal yang semakin menurun pada setiap input tenaga kerja, modal dan usaha tani”).
Doktrin kelangkaan sumber daya alam (Barnet dan Morse, 1963). “Kelangkaan sumberdaya alam akan mengakibatkan kelangkaan atau keterbatasan pertumbukan ekonomi dan selanjutnya berakibat pula pada berkurangnya derajat kehidupan masyarakat.”
Sebagai contoh yaitu masih ditemukannya lading berpindah akibat tidak dimengertinya pengkonservasian lahan yang telah kehabisan mineral tanah. Contoh lain adalah kelangkaan minyak tanah dimana pemakainya adalah masyarakat ekonomi menengah kebawah (termasuk petani) secara tidak langsung berpengaruh terhadap kesejahteraan petani itu sendiri.

c. Teori Lokasi Usaha Tani
“Urbanisasi akan menentukan lokasi peroduksi pertanian dan berpengaruh terhadap teknik serta intensitas penanamannya”, (Johann Heinnrich von thunen).
“Pertumbuhan industry perkotaan akan berpengaruh terhadap keragaman geografis dan penghasilan tenaga kerja”, (W. Schultz)
Dalam perkembangan pertanian di Indonesia, faktor penyebab terjadinya urbanisasi adalah karena berkembangpesatnya permintaan tenaga kerja di sektor nonpertanian. Hal ini menyebabkan pertumbuhan tenaga kerja dengan sebaran geografis yang lebih besar dibandingkan sebaran kegiatan ekonomi.

d. Teori Difusi
“Munculnya varietas baru dan teknik bertani dan beternak yang lebih baik merupakan sumber utama dari pertumbuhan produktivitas usaha tani” (Carl O. Sauer dan N. I. Vavilov, 1969).
Berbagai penelitian tanaman padi di IRRI dan Indonesia telah menemukan varietas baru yang unggul dalam segi umur panen maupun kualitas padi yang dihasilkan membuat peningkatan produktivitas yang sangat signifikan.
“Difusi adalah suatu proses dimana inovasi dikomunikasikan menggunakan saluran tertentu dalam suatu waktu di antara anggota social” (Everett Rogers, 1969). Sistem social dalam kelompok adapter (penerima inovasi), sesuai dengan tingkat keinovatifannya terbagi atas: Innovators, Early Adaptors, Early Majority, Late Majority dan Laggards.
Untuk membangun pertanian di Indonesia, peranan yang harus berperan ekstra adalah penyuluh pertanian (Early Adopters), agar petani (Laggards) dapat menerima difusi teknologi dan inovasi teknologi dengan cepat. Dengan semakin bertambahnya petani yang mengerti informasi pertanian terbaru maka kesejahteraan pertanian Indonesia dapat tercapai.

e. Teori Input Biaya Tinggi
“Untuk mengubah usahatani tradisional kea rah usaha tani yang lebih produktif, adalah diberlakukannya investasi untuk menutup biaya tinggi yang digunakan dalam kegiatan untuk mengubah usaha tani tersebut” (Theodore W. Schultz)
Hal ini masih kurang dapat diterapkan di Indonesia menginagat petani Indonesia berada di bawah rata-rata standar ekonomi (miskin). Ketidakmampuan teknologi menyebabkan tidak adanya pendidikan dan pengetahuan sebagai investasi dalam bentuk ilmu, apalagi investasi dalam bentuk uang. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan menghambat hai ini adalah kepemilikan lahan yang sangat kecil perinidividu serta kurangnya pengaplikasian teknologi akibat keterbatasan ekonomi, pengetahuan maupun ketidakcocokan terhadap pertanian Indonesia sendiri.

f. Model Penyerapan Inovasi
“Perubahan teknologi menyebabkan perubahan kelembagaan”, (Karl Max).
“Pembanguna pertanian berlangsung sebagai proses menuju keseimbangan antara perubahan dalam sumbangan sumberdaya, sumbangan cultural, teknologi dan kelembagaan”, (Hayami dan Ruttan)
Adanya kelompok tani (termasuk gapoktan) dapat membangun dan memajukan pertanian akibat adanya kesamaan rasa, tujuan dan cultural dalam satu daerah sehingga inovasi teknologi dalam kelembagaan tersebut dapat lebih mudah diserap.


Contoh Kasus:
Mencari jalan keluar dari kemandegan inovasi (Iwan Setiawan)

Secara historis empiris, umur penyuluhan pertanian di Indonesia sudah 99 tahun (1905-2004), atau 189 tahun jika dihitung dari awal pendirian Kebun Raya Bogor (1815). Suatu masa yang semestinya sudah menempatkan penyuluhan pertanian sebagai kelembagaan yang matang dan siap, seperti halnya penyuluhan pertanian di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Belanda, Jepang, Taiwan, dan lainnya. Kecenderungannya, penyuluhan pertanian Indonesia semakin tenggelam. Sementara “Better Farming, Better Business, Better Living, Better Environment, and Better Community “ tinggal selogan, karena kenyataannya sebagian besar petani tetap berada pada kondisi subsistensi. Lebih celakanya, pada saat penyuluhan pemerintah melemah, informasi yang dibutuhkan petani tidak serta merta tereliminasi oleh media massa, penyuluh swasta atau semi swasta, asosiasi petani atau kelompok tani, perguruan tinggi, maupun lembaga swadaya masyarakat.

Meskipun informasi pertanian dari media massa ada tetapi sangat minim, penyuluh pertanian pemerintah tetap terpuruk dan keterkaitannya dengan petani dan peneliti (triangulasi) semakin menunjukkan kesenjangan yang serius (World Bank, 1985; Kaimowitz, 1990), formulator (penyuluh dari perusahaan swasta) cenderung mengejar kepentingan mereka yang dapat bersifat eksploitatif dan destruktif (Roling, 1990), LSM yang hubungannya semakin kuat dengan masyarakat bawah sebagian besar lemah dalam bidang teknik pertanian (Chambers et al, 1989), Pusat Informasi Pasar dan Pertanian (PIP) belum efektif, dan Kelompok Tani atau Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) belum bisa diandalkan (van den Ban dan Hawkins, 1995).

Padahal bagi petani, informasi (atau inovasi) yang terkait dengan pertaniannya adalah kebutuhan yang bersifat dinamis. Apalagi pasca Revolusi Hijau petani menghadapi permasalahan yang sangat kompleks, seperti kerusakan lingkungan, resurgensi, erosi genetik, penurunan produktivitas lahan, perubahan iklim, ketergantungan atas pupuk dan pestisida sintetis, perubahan pola tanam, pemasaran, pencemaran, dan sebagainya, yang dampaknya akan dirasakan oleh petani, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Reijntjes, et al., 1992). Beban petani Indonesia ternyata tidak semakin ringan dengan berkembangnya sector industri, sektor jasa, dan sektor-sektor lainnya, bahkan cenderung semakin berat. Sebagai pihak yang dibebani untuk menyediakan kecukupan pangan bagi 210 juta jiwa lebih penduduk Indonesia, petani harus merangkak dalam himpitan kebijakan (pencabutan subsidi, ledakan produk impor akibat kurangnya proteksi, dan polusi politik), konversi lahan, pencemaran lingkungan, degradasi mutu lahan, resurgensi, banjir, kekeringan, fluktuasi pasar, dan involusi. Beban petani semakin bertambah berat seiring dengan digulirkannya isyu-isyu global yang dituangkan dalam berbagai skema perjanjian perdagangan bebas.

Namun sejak Robetson (1971), Geertz (1983), Rogers (1983), Scott (1993), hingga van den Ban dan Hawkins (1996), petani tetap didudukkan sebagai pihak yang salah, karena lamban. Padahal sudah sejak semula para aktor sosial mengatakan bahwa petani itu sesungguhnya tidak bodoh, berdaya juang tinggi, rasional daalm menjalankan usahataninya, sangat responsif dan siap mengusahakan komoditas apa saja yang dipandang akan memberikan keuntungan kepadanya. Adapun keterlambatan atau keengganan petani untuk mengadopsi suatu inovasi, bukan disebabkan oleh kurangnya pemahaman mereka atas inovasi tersebut, tetapi lebih disebabkan oleh lambat, tidak sesuai, dan kurang lengkapnya informasi yang disampaikan kepada petani. Bagi petani di jaman sekarang ini, penyuluhan tidak terlalu dipersoalkan, yang penting pasarnya terjamin dan fasilitasnya terjangkau, petani pasti mengejar prasyaratnya.

Meskipun implementasi penyuluhan pertanian di Indonesia terjebak dalam rekayasa social dengan prinsif dipaksa, kapaksa, terpaksa, dan biasa yang digulirkannya selama program revolusi hijau, namun penyuluhan pertanian sedikit banyak telah membawa perubahan pada perilaku petani. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh petani, maka perubahan perilaku dan daya adaptasi petani pun berjalan lebih cepat lagi, sementara penyuluh malah melemah. Bahkan ketika teknologi komunikasi dan informatika berkembang pesat, penyuluh masih berkutat dengan “Metode Tetesan Minyak”. Pada perkembangnya, ketika negara-negara maju mulai menerapkan swastanisasi penyuluhan dan memaksimalkan pemanfaatan teknologi komunikasi bagi pembangunan pertanian, penyuluh malah melembagakan dan terjebak dalam teori adopsi inovasi Rogers (1983). Kondisi tersebut terus terbawa meski pendekatan pembangunan pertanian sudah bergeser ke agribisnis. Kecenderungannya, kelembagaan penyuluhan swasta dan semi swasta pun terbawa arus teori Rogers. Kondisi seperti ini pada kenyataannya kurang dikritisi, padahal jelas-jelas bisa membawa petani Indonesia tetap tertinggal, rugi, dan tidak beranjak dari subsistensi. Apalagi dalam arus informasi, permintaan, dan perubahan selera atau gaya hidup yang berjalan cepat seperti sekarang ini.

Hal-hal yang harus dilakukan:
1. Jika petani kita ingin maju dan mendapat keuntungan yang berarti, maka kita harus berusaha menciptakan kondisi dimana sebagian besar petani masuk kepada golongan inovator (golongan perintis atau pelopor) dan early adopter (golongan penerap dini). Dengan demikian, dalam segala hal petani tidak akan ketinggalan atau terlambat. Prasyaratnya, tentu harus mengoptimalkan sumberdaya dan faktor-faktor pendukung proses tersebut, termasuk faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi menurut Rogers dan Shoemaker (1983).

2. Langkah-langkah untuk mewujudkannya adalah:
1) Menegakkan Undang-Undang. Penyiaran bagi media massa;
2) Swastanisasi Penyuluhan Pertanian;
3) Meningkatkan Partisipasi Media Komunitas;
4) Mentautkan kembali peneliti-penyuluh-swasta;
5) Memperbaiki Pendekatan Pendokumentasian dan Pengelolaan Inovasi;
6) Mengefektifkan Penyuluh Pemerintah;
7) Mengembangkan kelembagaan petani;
8) Meningkatkan dan Mengefektifkan Pemberdayaan Petani; dan sebagainya.

Kenyataan yang terjadi di Indonesia
Hampir setiap hari, persoalan yang terkait dengan distorsi distribusi mengisi kolom-kolom media cetak maupun elektronik. Setiap membicarakan “distribusi” di Indonesia, kita akan segera dibanjiri oleh seabreg ragam persoalan, baik persoalan distribusi pangan (terutama musim kemarau), distribusi sembako, distribusi pupuk, distribusi bahan bakar, distribusi anggaran, distribusi bantuan kemanusiaan, distribusi tenaga kerja, distribusi kredit, distribusi kursi politik, distribusi jabatan, distribusi angkutan, distribusi pedagang kaki lima, distribusi kewenangan, distribusi lahan, maupun distribusi hukum. Singkatnya, segala hal yang berbau distribusi di Indonesia terdiagnosa mengandung persoalan, baik bagi kategori-kategori sosial, ekonomi, politik, budaya, maupun kebangsaan. Hanya fenomenanya ada yang terbuka dan ada yang laten. Fenomena yang kedua seringkali menjadi bom waktu, padahal fenomena yang terbuka pun sulit untuk ditanggulangi.

Kenapa demikian?
Karena proses distribusi di Indonesia diciptakan sedemikian longgar oleh para kapitalis lokal, nasional, maupun internasional bagi aktor-aktor kejahatan sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan budaya untuk melakukan distorsi atau malpraktek. Maksimalisasi keuntungan dan kekuasaan, melegalisasi tatanan yang indisipliner yang dideduksi secara serampangan esbagai kelajiman mekanisme paasr global. Ketidakberdayaan para pejuang keadilan dalam memperjuangkan mekanisme normal, tampaknya semakin mengukuhkan keyakinan dan klaim kaum kapitalis atas budaya malpraktek --idiologinya-- dalam proses distribusi. Pada perkembangannya, para pejuang keadilan semakin menampakan sikap skeptis dan fatalisme. Akibatnya, budaya yang jelasjelas menyimpang menjadi rujukan (sebagai kebenaran semu) masyarakat kelas atas, kelas menengah, dan sebagian kaum proletar yang tadinya selalu mengusung kebenaran. Anehnya, kebenaran semu --memasyarakatnya distorsi distribusi-- yang membudaya di Indonesia terpragmentasi dari pangkal budayanya (kapitalisme), kemudian menjelma menjadi warna tersendiri yang sangat kejam. Transaksi-transaksi, birokrasi-birokrasi, administrasi-adminsitrasi, pelayanan-pelayanan, dan jasa-jasa yang terkait dengan distribusi, penuh dengan warna relasi-relasi mekanis, arogansi, diskriminasi, dan kanibalisme, tak terkecuali dalam tatanan hukum, pendidikan, suku, agama, ras, dan tatanan lain yang berperpspektif gender.

Pendapat (Argumentasi) terhadap contoh kasus:
Mendominankan kelompok Inovator dan Early Adopter adalah kondusif bagi Indonesia untuk dapat mengejar ketertinggalan dan melepaskan diri dari ketergantungan atas inovasi luar. Peran penyuluh pertanian yang selama ini merosot perlu diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya Informasi, kreativitas, fasilitas, dan political will merupakan senjata untuk meningkatkan daya saing yang akan menjadi jargon di Abad ini. Mensinergikan inovasi lokal dengan inovasi global merupakan langkah awal (prakondisi) atau jembatan untuk mengglobalkan inovasi lokal.


Kesimpulan dan Pemikiran

Agar pembangunan pertanian di Indonesia dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia, maka seluruh aspek posotif dari teori-teori pembangunan pertanian tersebut dapat diadopsi. Seperti penjelasan di awal mengenai fakta nyata yang terjadi di Indonesia sesuai Pandangan teori pembangunan pertanian, maka yang perlu dilakukan di Indonesia adalah:
1. Mengeksploitasi sumberdaya yang bertujuan meningkatan produksi dengan maksud pencapaian swasembada dapat dilakukan dengan mempertimbangkan sisi keuntungan ekonomi yang berdampak pada kenaikan pendapatan petani (kesejahteraan petani meningkat).
2. Konservasi sumberdaya lahan segera dilakukan jika ditemukan lahan yang mengalami “kelelahan” agar produktifitas hasil pertanian terjaga dan tidak mengganggu pendapatan petani yang berujung stabilnya kesejahteraan petani.
3. Pencegahan urbanisasi dengan maksimalisasi pengembangan pertanian di daerah desa yang dapat menyerap tenaga kerja. Lokasi usaha tani yang berada di desa dapat membuat pertumbuhan pertanian di desa yang cepat disertai pertumbuhan ekonominya pula.
4. Difusi teknologi dan inovasi pertanian dapat dilakukan dengan mempebanyak Early Adaptors (penyuluh pertanian) maupun mengembangkan petani-petani yang dapat langsung menjadi innovator agar pertanian semakin maju.
5. Dengan adanya investasi biaya tinggi melalui permodalan dan kredit atau investasi ilmu pertanian yang baik melalui pendidikan pertanian oleh penyuluhan, maka diharapkan dapat menciptakan pertanian yang maju secara cepat.
6. Model penerapan inovasi melalui berbagai kelembagaan yang dimiliki petani diharapkan dapat tetap berjalan agar adopsi teknologi dengan cepat dapat diterima oleh petani-petani Indonesia.

Mau dapet uang?
coba lihat link ini:
1. http://klikajadeh.com/?r=pratama
2. http://www.y-bux.com/?r=pratama
3. http://www.sentraclix.com/?r=pratama
4. http://duitbux.com/?r=ands
5. https://vistaclix.com/register.php/pratama.html
6. http://www.idr-clickit.com/register.php/panggabean.html

Rabu, 29 September 2010

Berbagai Pertanyaan dan jawaban tentang kloning gen

What for Plant breeder use biotechnology?
Untuk apakah seorang pemulia tanaman menggunakan bioteknologi?
Jawab:
Seorang pemulia tanaman menggungakan bioteknologi tanaman adalah untuk:
• Sumber variasi genetic
 Sebagai daya penggerak pokok di belakang semua teknologi baru
• Mempercepat perkembangan varietas
 Sumber yang cepat untuk variasi genetic
 Asimilasi yang lebih cepat dan lebih efisien dari karakter-karakter
 High through-put screening
• Perbaikan kualitas
 Pengujian kemurnian/ hibriditas


What are the new products of agricultural biotechnology use plant bioteknology?
Apakah produk terbaru dari bioteknologi pertanian yang menggunakan bioteknologi tanaman?
Jawab:
Produk terbarunya adalah:
1. Nutrisi fungsional seperti: vaksin, kandungan minyak atau pati tinggi, penambahan asam amino ( mempertahankan identitas atau sifat spesifik tanaman.
2. Hormon pertumbuhan hewan (bST = bovine Growth Hormone untuk peningkatan produksi susu.
3. Tanaman yang toleran terhadap herbisida
4. Tanaman yang resisten terhadap hama
5. Golden rice yaitu beras dengan kandungan vitamin A dan beta-karoten.


What does the term cloning mean?
Apakah arti dari istilah cloning?
Jawab:
Kloning adalah :
1. Hasil dari produksi keturunan secara aseksual dari satau individu yang berupa sekelompok dari replica semua atau sebaian makromolekul (yang dapat berupa DNA dll).
2. Individu yang tumbuh dari sel somatic tunggal dari tetuanya dan secara genetic sama dengan induknya.


What is gene cloning? How does it differ from cloning an entire organism?
Apa itu cloning gen? Bagaimana perbedaannya dengan mengkloning seluruh organism?
Jawab:
Kloning gen : ekstrak DNA dari organism, semua gennya dikloning dan dalam cloning gen, gen istimewa atau khusus akan dikopi.
Perbedaan dari cloning organism yaitu cloning gen hanya mengklon gen yang diinginkan dengan cara mengekstraksi DNA dari organism kemudian menggunakan bakteri untuk mentransfer gen tersebut ke tanaman lain.


Why is gene cloning done?
Mengapa cloning gen dilakukan?
Jawab:
1. Untuk mengisolasi gen tertentu dan memutuskan sekuens nukleotidanya
2. Untuk menganalisis dan mengidentifikasi kontrol sekuens DNA
3. Untuk meneliti fungsi DNA, protein atau enzim.
4. Untuk mengidentifikasi mutasi
5. Untuk merekayasa organism tertentu dengan tujuan tertentu.


How is gene cloning accomplished?
Bagaimana cloning gen diselesaikan?
Jawab:
1. Isolasi DNA.
2. Pemotongan DNA dengan enzim retriksi-endonuklease.
3. Penggabungan DNA dengan enzim ligase.
4. DNA memasuki sel.
5. Identifikasi dari non-transforman.
6. Identifikasi koloni rekombinan yang benar.


What’s DNA library? A cDNA library?
Apakah DNA library itu? Sebuah cDNA library?
Jawab:
DNA library : koleksi dari koloni bakteri hidup yang telah ditransformasikan dengan potongan DNA berbeda dari organisme yang merupakan sumber dari DNA interest.
cDNA library: DNA pelengkap yang disintesis menggunakan mRNA sebagai template yang memerlukan sebuah primer dan enzim serta memperbaiki transkripsi.


What are some of the ethical considerations regarding gene cloning?
Apa pertimbangan etis mengenai gen cloning?
Jawab:
1. Metode konvensional yang dapat menghadapi kendala teknis.
2. Manipulasi karakter baru tidak dapat dilakukan dengan metode konvensional
3. Pengendali karakter yang dikloning kemudian dipindahkan melanggar etika.
4. Tidak dijumpai sumbergen pengendali karakter yang dituju pada kerabatnya.


Mau dapet uang?
coba lihat link ini:
1. http://klikajadeh.com/?r=pratama
2. http://www.y-bux.com/?r=pratama
3. http://www.sentraclix.com/?r=pratama
4. http://duitbux.com/?r=ands
5. https://vistaclix.com/register.php/pratama.html
6. http://www.idr-clickit.com/register.php/panggabean.html